Jumat, 21 Agustus 2009

babad tanah jawi

Kisah Senopati: Ki Ageng Mangir Dalam Historiografi Babad; Djoko Suryo (UGM) dalam buku dari Babad Dan Hikayat Sampai Sejarah Kritis; T Ibrahim Alfian.

Pendahuluan:

v Dalam penulisan sejarah berdirinya Mataram Islam abad XVI, banyak dijumpai tabir-tabir kegelapan yang perlu diungkapkan karena keterbatasan sumber dalam dan luar.

v Pasca abad XVI banyak sumber tertulis lokal atau luar (kolonial)

v H.J de Groft penulisan Sejarah Jawa abad XVI diabaikan dan terjepit antara pencarian kajian arkeologis (para abad XVI) dan kajian kolonial (pasca abad XVI).

v Periode tahun tahun 1500-an sangat penting, banyak terjadi perubahan mendasar baik politik, sosial, ekonomi, budaya dan agama masa lahirnya negara atau kerjaan tradisonal islam, runtuhnya Majapahit.

v Keterbatasan sumber persoalan temporal historis Senopati Ingalaya (pendiri kerajaan Mataram) menurut C.C. Berg sejalan dengan persolan Ken Arok dan Anusopati (awal Majapahit), yaitu ketiga tokoh ini bukanlah tokoh historis melainkan tokoh mitos yang pernah ada atau rekaan si penulis. Hal ini banyak mendapat sanggahan (J.lL. Moens, F.D.K Bosch, H.J. de Graf, dan sebagainya)

v Tulisan ini membahas kehidupan Senopati Ingalaya di Pasar Gede /Kuta Gede terkait dengan tokoh lokal : Ki Ageng Mangir menurut sumeber babad.

Ø Kesejarahan Senopati sebagai pendiri dadn raja pertama (1584-1601) Mataram dapat diterangkan melalui sumber lokal dan kajian para ahli pertentangan Senpoati dengan pemuka pedesaan Mataram (KI AgengMangir), pasca keruntuhan pajang dan demak.

Ø Penelitian hari jadi kabupaten Kab. Bantul dan pengembangan sejarah Kab. Bantul dijumpai kisah pertentangan Senopati dengan penguasa desa Mangir baik dalam ceritera legendaris maupun Babad Mangir. Cerita ini hingga kini masih dikenal oleh sebagian penduduk. Penamaan beberpa desa atau tempat tertentu di bantul banyak dikaitkan dengan tokoh K.A.Mangir dianggp Tokoh keramat (makamnya yang dianggap makamnya). H.J. Graaf memakai sumber Babad Tanah Jawi yang tidak pernah menyebutkan kisah pertentangan Senopati dan K. A.Mangir.

v 3 Versi Babad Mangir yang dijadikan sumber tulisan ini, yaitu:

Ø Serat Babad Mangir, Raden Ngabehi Suradipuro

Ø Babad Mangir, alih aksara balai penelitian bahasa Yogyakarta.

Ø Babad Bedhahing Mangir, Museum Sonobodayo Yogyakarta.

v Kisah terlukis pada pembangkangan K.A.Mangir terhadap Senopati (raja Mataram) yang baru saja membangun istananya di Pasar Gede /Kota Gede. K.A.Mangir tidak mau datang manghadap (sowan) ke istana Senopati sebagai tanda ketundukkannya sebagai kawula Senopati, daerah lain Kedu, Bagelan, Jepara, Madiun Pajang, dan Semarang sudah tunduk.

Alasan K.A.Mangir, yaitu:

Ø Keyakinan agama, yang hanya menyembah kepada Allah S.W.T

Ø K.A.Mangir ingin mempertahankan tanah warisan nenek moyangnya.

Ø Mangir merasa cukup kuat menghadapi Senopati, memiliki Kyai Baruhuping.Mangir hanya maumenyembah orang yang tahan atau tidak mati akan tombak kyai baruhuping.

Senopati selain mempercayai kesaktian tombak Mangir, juga tidak mau gegabah karena pengaruh Mangir cukup besar (desa-desa sepanjang alam Sungai Progo)

v K.A.Mangir → cucu Ki ageng Wanabaya (Ki Ageng Wanabaya I) pendiri desa Mangir dan mewariskan tombak Kyai Balukuping. Daerah Mangir sejak awal berdiri secara mantap dan belum pernah tunduk pada kekuasaan manapun. K.A. Mangir II tidak mau tunduk pada Pajang, K.A.Mangir III tidak mau tunduk pada Mataram (Senopati). Sewaktu Senopati mulai mengusik wilayah timur muara Sungai Progo, K.A.Mangir Muda atau yang terakhir bersama-sama pada Bekel dan Kades tetap tidak mau tunduk pada Senopati, hal ini akan merugikan secara ekonomi dan politik.

v Saran Adipati Mandaraka (K.Juru martani), Paman Senopati, usaha menundukkan Mangir harus dengan cara yang halus.Mangir dimasukkan ke dalam perangkap perkawinan tersamar dengan putri Senopati. Harapannya, Mangir menyerah dan tunduk dengan sendirinya karena ikatan perkawinan, tanap pertumpahan darah.

v Rencana penjebahkan, seneopati mengirim rombongan pertunjukkan wayang kulit keliling secara diam-diam (dalang, penabuh gamelan atau wiyaga, dan putri Senopati menyamar sebagai anak dalang tersebut) Tumenggung Jayasupanto atau K. Sandiguna sebagai dalang, Saudipa pada kendang, Saradula pada kenong, pada penabuh kempul ada Tumenggung Bocor, Nyi tumenggung Adisara pada penabuh gender dan menjaga putri Senopati atau anak Ki Saudiguna bernama Dewi Retno Pembayun. Pembayun diminta memikat hati K. A.Mangir hingga mau menikahinya.

v Rombongan mengaku sebagai pengikut Bupati Kediri yang mati dalam perjalanan menghadap Senopati, sehingga mereka mengadakan pertunjukkkna wayang dari desa ke desa. Sesampai di desa Mangir, rombongan mementaskan pargelaran wayangnya. K.A. Mangir terpikat dengan kecantikan gadis yang menyertainya. Setelah K.A.Mangir meminangnya, Pembayun mengaku sebagai putri Senopati yang melarikan dan dipunggut oleh dalang sandiguna. Pembayun mengajak K.A.Mangir menghadap dan mohon ampun pada ayahnya di istana. Meskipun berat hati K.A.Mangir berangkat dengan tombak dan pengikutnya. Senopati menyambutnya dengan meriah. Para pengikutnyaa dijamu diluar keraton. Sebelum K.A.Mangir menghadap Senopati, tombak Kyai Balukuping kharus dilepas. Ketika K.A.Mangir mendekat dan hendak bersujud mencium lutut Senopati, dengan cepat Senopati menggeser lutunya dan kepala K.A. Mangir dibenturkan pada sebuah batu yang didudukinya, K.A.Mangir mati seketika, pusaka Kyai Balukuping menjadi milik Senopati dan menjadi pusaka keraton. Para pengikutnya dilucuti senjata dan harus tunduk pada Senopati.

v Pertentangan Mangir-Senopati menggambarkan pergulatan otoritas desa-kota istana atau negara tradisional. Sebelum Mataram berdiri, telah ada desa-desa yang bertugas yang dikuasai dengan gelar Ki Gede atau Ki Ageng. Misalnya Ki Ageng Selo (nenk moyang dari Mataram), Ki Ageng Ngenis (penguasa Laweyan), Ki Ageng Pamanahan (penguasa desa Manahan), Ki Ageng Giring di Gunung Kidul, dan Ki Ageng Wanabaya atau Ki Ageng Mangir dan sebagainya.

v Ki Ageng Pemanahan kemudian hari dapat menurunkan tokoh Senopati, pendiri Mataram. Sebaliknya K.A. Wanabaya tidak demikia, bahkan keturunaannya harus tunduk pada keturunaan Pemanahan. Hal ini disebabkan K.A Pamanahan kesempatan menjalin hubungan dengan pusat-pusat kekuasan politik di zamannya (Pajang), sehingga memungkinkan Pemanahan mengorbitkan diri dan memperoleh kedudukan strategis. K.A. Wananbaya tidaka memiliki kedekatan dengan semcam itu, meskipun Pemanahan mapun Wanabaya keduanya adalah keturunan dari Sunan Kalijaga.

v Dari segi genealogis, baik Babad Tanah Jawi maupun Babad Mangir menggambarkan ke dua tokoh (Senopati dan K. A.Mangir) memiliki pangkal keturunan yang sama yaitu Majapahit. Ini kecenderungan umum historiografi tradisional menarik garis keturunan tokoh utam ke pusat sejarah yang terkemuka di masa silam, tujuan untuk menggambarkan bahwa tokoh bukanlah orang biasa.


Babad Tanah Jawi Babad Mangir

Brawijaya V + putri wandan Barawijaya V

Bondan Kejawen /Lemtu Peteng Lembu Misani

Ki Ageng Tarub Ki Ageng Wanabaya

Ki Getas Pandawa Ki Ageng Mangir I

Ki Ageng Selo Ki AgengMangir II

Ki Ageng Ngenis Ki AgengMangir III

Ki Ageng Pemanahan

Senopati

v Wahyu atau pulung keraton dikaitkan dengan Ratu Kidul,memberi penguatan bagi Senopati menjadi raja (dalam Babad Tanah Jawi). Dalam BabadMangir, lembu misani mendapat wangsit bahwa ia tidak boleh mencita-citakan keturunannya menjadi raja, namun menjadi orang yang mulia saja. Ki Ageng Wanabaya mendapatkan perintah ghoib membuka TanahMangir, dimuara Sungai Progo dan memperoleh Kyai Balukpuing yang diramalkan mejadi pusata keraton. Tombak ini merupakan penjelmaan lidah ular besar yang dipotong Ki AgengMangir saat ular itu mencoba meraih ekornya untuk mengingkari gungun yang dipertintahkan oleh Wanabaya sendiri. Hal ini untuk membuktikan apakah ular itu (Balukuping ) yang tinggal di Rawa Pening itu benar-benar anak KA. Wanabaya dengan gadis desa di gunung itu. Si gadis hamil dan melahirkan ular karena tidak senjaga menduduki pisau K A Wanabaya.

v Kelahiran Mataram (Senopati ) ditandai reaksi daerah yang tidak mau mengakui dan tunduk pertentangan Senopati–K.AMangir menggambarkan kesatauan desa yang jauh sebelumnya telah berdiri.

Makna yang terkandung dalam babad mangir:

Dari babd ini ada legimitasi kekuasaan raja-raja Mataram supaya rakyat mengetahui tentang kekuasaan raja. Cara untuk melegimitasi :

Dibuatlah semua babad yang mengambarkan kehebatan seorang raja.Adanya peristiwa mengambarkan Senopati yang telah berhasil mengalahkan K.A. Mangir tanpa menggunakan peperangan namun dengan jalan damai sehingga rakyat akan memandang kehebatan raja dan dapat merebut senjata Kyai Balukuping. Babad Mangir ditulis oleh pujangga keraton pada zaman raja Sunan Agung.

FAKTA SEJARAH

TINJAUAN TENTANG SEJARAH LOKAL

FAKTA SEJARAH

A. Fakta Sejarah

Sebuah artikel yang ditulis oleh Carl L. Bucker yang berjudul ”What historical facts?” menjelaskan tentang fakta-fakta sejarah. Backer memberikan penegasan sejarah pada umumnya ditulis berdasarkan pemikiran dan tindakan manusia di masa lampau. Oleh karena itu sejarawan harus berusaha mengadakan penyelidikan untuk mengetahui segala yang diperbuat dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau itu. Dalam proses penyelidikan itu pula sejarawan harus bekerja untuk memperoleh fakta-fakta sejarah dan dapat memaparkannya.

Fakta adalah suatu statement tentang suatu kejadian/peristiwa. Peristiwa sejarah dalam arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapakan atau diaktualisasikan. Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan (statement) tentang suatu kejadian. Dengan demikian, jelaslah bahwa fakta sebenarnya telah merupakan produk dari proses mental (sejarawan) atau memaorisasi. Pada hakekatnya fakta bersifat subjektif, memuat unsur dari subjek. Jadi, fakta sejarah adalah suatu statement tentang suatu kejadian atau peristiwa sejarah.

Fakta sejarah juga dapat didifiniskan sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari dokumen. Dokumen sejarah dan dianggap kredibel setelah pengujian yang seksama sesuai dengan hukum-hukum metode sejarah. Yang dimaksut kredibel disini adalah bukanlah apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, melainkan bahwa unsur itu paling dekat dengan apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, sejauh dapat kita ketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada (Louis Gootshalk, 1986: 95-96)

Menurut Bacher fakta-fakta sejarah dapoat dibedakan menjadi:

a. Fakta-fakta keras (hard facts) yang itu fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya. Sebagai contoh Proklamsi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. dalam depot arsip tersimpan banyak dokumen yang mendukung atau menjelaskan peristiwa tersebut. Di dalam dokumen itu terdapat banyak data.

b. Fakta-fakta lunak (cold facts) yang itu fakta-fakta yang belum dikenal dan masih perlu diselidiki kebenarannya. Untuk menguji kebenaran fakta-fakta itu, sejarawan harus mendapatkan bukti-bukti yang kuat. Selanjutnya sejarawan juga harus pandai mengelola dan menyusun fakta-fakta agar dapat membuhakan rekontruksi dalam bentuk kisah. Sebagai contoh fakta tentang pembuhuhan J.P. Kennedy yang masih kontroversial siapa pembunuhnya. Dan banyak teori berbeda-beda mengenai peristiwa itu.

B. Dimanakah Letak Fakta Sejarah itu?

Darimanakah fakta-fakta itu diperoleh? Fakta-fakta disimpulkan dari baha-bahan sejarah. Jadi tidak tersedia dalam sumber sejarah. Denga metode penyelidikan,penyelidik sejarah menggali sumber sejarah dan mengeluarkan fakta dari dalamnya. Apakah sesuatu dapat dikatakan fakta atau tidak, betapa dan bagaimana fakta itu tergantung pada yang menyimpulkannya. Dengan demikian fakta itu bersifat nisbi atau relatif. Pandangan hidup dan pandangan filsafat penyelidik dapat mempengaruhi fakta.

Fakta dalam pengertian sehari-hari adalah realitas. Orang tidak akan mungkin mengingkari realitas. Tetapi fakta berbeda dengan pengertian sehari-hari. Fakta sejarah disimpulkan oleh orang yang mempunyai cara berpikir dan cara merasakannya tidak sama, dari warisan bahan-bahan masa lalu. Fakta-fakta sehari-hari dihadapi dan dirasakan langsung. Fakta sejarah dihasilkan dari penyelidikan dokumen, dan fakta sehari-hari dari realitas sehari-sehari. Dengan itu fakta tergantung dari penyelidik dan bersifat nisbi, disadarilah bahwa fakta itu tidak multak. Yang multak adalah kenyataan sejarah. Kenyataan masa lalu bersifat tetap. Tidak mungkin berubah lagi. Dan fakta adalah fikiran manusia untuk merumuskan kenyataan itu dari bahan-bahan yang diwarisi. Dengan demikian fakta tergantung pada pikiran dan bahan, produk pikiran yang mengolah bahan-bahan.

Sebuah contoh, peristiwa pembunuhan Abraham lincoln di Ford’s Theatre di Washington pada 14 April 1865”. Ini merupakan peristiwa yang aktual dan merupakan fakta atas pernyataan yang betul-betul terjadi. Bila dipertanyakan, dimanakah fakta tentang terbunuhnya Lincoln itu sekarang? Jelaslah kejadian itu telah lewat, dan kini kita tidak menemukan lagi peristiwa itu, yang ada hanyalah kebenaran yang terbatas dari ingatan sejaraawan, bahkan ada pula fakta yang hilang dari kejadiannya sedia kala. Sejarawan dapat memaparkan kembali peristiwa-peristiwa bersangkutan melalu imajinasinya dengan bantuan sumber-sumber yang ada, yaitu berupa buku-buku, surat kabar, cacatan-cacatan harian, dan sebagainya. Begitu pentiongnya sumber tertulis, seba dengan tulisan atau cacatan itulah manusia dapat mengabaikan ingatannya.

C. Munculnya Fakta Sejarah

Kapan sejarah itu muncul? Apabila fakta sejarah itu sekarang muncul secara imajinatif di dalam pikiran seseorang, maka fakta itu menjadi bagian dari waktu sekarang. Bayang atau ide yang ada sekarang akan masuk ke dalam masa lampau, sebagaimana halnya gambaran atau ide-ide tentang masa lampau itu selalu tidak dapat dipisahkan dari gambaran atau ide-ide tentang masa yang akan datang. Jadi masa sekarang melalui imajinasi dan ide yang terkandung di dalamnya merupakan pertemuan dan perpanjangan masa lampau ke masa yang akan datang.

Di segi lain dapat pula dikatakan bahwa fakta-fakta sejarah itu akan muncul apaabila terdapat suatu ”tujuan”. Sebagai contoh, fakta-fakta sejarah tentang Konggres Berlin. Seseorang akan menghidupkan kembali fakta-fakta itu melalui pikirannya ketika ia mempunyai tujuan berkenaan dengan konggres. Tanap tujuan itu ia akan merasa siasia mencari kesulitan untuk menghidupakan kembali fakta-fakta sejarah dalam ingatannya. Tujuan akan sesuatu fakta itu dapat muncul atau terjadi kapan saja.

Persoalannya ialah pencacatan atau pengingatan seseorang itu dapat bersifat obyektif? Tentau saja setiap penulis akan memberikan makna dan penafsiran terhadap sesuatu kejadian dengan wawasan yang berlainan, dan setiap generasi kembali menulis sejarahnya dengan tafsiran dan kontruksi yang sesuai dengan zamannya. Dengan begitu jelaslah bahwa fakta-fakta sejarah bersifat subyektif. Setaip orang tidak akan dapat menghapuskan suatu peristiwa. Wawasan sejarawan sekarang dapat mempengaruhi jalan pikiran manusia di masa yang akan datang, sama halnya pikiran sejarawan yang lampau dapat mempengaruhi pikiran sejarawan sekarang. Jadi fakta-fakta sejarah itu tidak dapat dipisahkan dari masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.

Gambaran sejarah memberi pengertian tentang apa yang terjadi dimasa lalu. Pengertian ini bukanlah sesuatu yang objektif, yang mudah diperoleh, tetapi tergantung pada salinghubungan antara fakta-fakta yang tersusun. Saling berhubungannya kelihatan apabila diajukan pertanyaan dan masalah. Mengajukan pertanyaan dan masalah merupakan tolak pangkal dari penyelidikan sejarah.

Kenyataan sejarah dengan tahun-tahunnya, peristiwa-peritiwa dalah tetap. Dalam fakta-fakta yang sesungguhnya adalah kenyataan sejarah, sejarah itu tetap. Tetapi pembentukan fakta, pengertian dan salinghubungannya berubah sengan perubahan zaman, perubahan kebudayan. sejarah


DAFTAR PUSTAKA

Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitaian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Gottschalk, luis. 1986. Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Selasa, 18 Agustus 2009

baru buat

ini adalah blog akief semoga bermanfaat